Batu bacan doko dan batu bacan palamea termasuk dua jenis batuan Halmahera. Penghasil batu bacan adalah Pulau Kasiruta, kecamatan Bacan Barat yaitu Desa Palamea, Desa Doko, dan Desa Akelamo. Selama ini hanya 2 Desa yang dikenal sebagai penghasil batu bacan yaitu Desa Palamea dan Desa Doko. Padahal batu Akelamo atau disebut juga batu Bisori kualitasnya cukup bagus.
Keunikan batu bacan doko atau palamea dianggap setara dengan giok. Salah satu keunikan ialah kemampuan batu itu mengkristal secara alami meskipun sudah diangkat dari perut bumi bahkan setelah berupa perhiasan, sehingga banyak yang menyebut batu bacan sebagai batu permata bernyawa dan batu hidup.
Batu itu sebenarnya terbagi menjadi 3 janis yaitu bacan doko, bacan palamea, dan bacan obi. Ketiga jenis batu tersebut ditemukan dari wilayah yang sama yaitu Maluku Utara. Mekipun ketiganya berasal dari wilayah yang sama namun memiliki karakteristik berbeda, sehingga hanya 2 jenis saja yang paling terkenal dipasaran.
Lokasi penambangan batu bacan biasanya terletak di belakang atau samping Desa. Medan untuk menempuh lokasi penambangan cukup sulit karena melalui bukit, gunung, lembah, dan sungai.
Batu Bacan Doko
Batu bacan doko ini banyak ditemukan di Desa Doko Pulau Kasiruta, Kecamatan Bacan Barat Halmahera Maluku Utara sehingga batu tersebut menggunakan nama sesuai daerahnya.
Warna dan kebeningan batu bacan doko ada juga yang mirip dengan batu bacan palamea tetapi sulit ditemukan. Batu bacan doko sekarang ini menjadi incaran kolektor batu permata karena proses perubahan menjadi kristal/ bening sangat cepat. Semakin cerah warna yang dimiliki maka harganya akan semakin mahal.
Banyak orang yang memiliki mata cincin batu bacan doko cincau yang tadinya penampakan warna luarnya kehitaman, disimpan atau dipakai selama 3-4 bulan berubah warnanya menjadi hijau tua.
Batu Bacan Palamea
Jenis batu bacan palamea ditemukan di Desa Palamea Kecamatan Bacan Barat Halmahera, ciri warna pada jenis bacan ini hijau kebiruan. Proses kristalisasi menjadi bening dipercaya lebih lambat dibandingkan dengan jenis doko. Namun kedua jenis batu tersebut sama-sama mejadi buruan banyak kolektor dan pencinta permata.
Batu bacan palamea ada juga yang disebut pido, karena zat kapur yang sangat tinggi. Proses pengkristalan batu pido menjadi bening lebih lama dari batu palamea. Batu pido yang masih bongkahan waktu disenter, bias cahaya bagus tembus tetapi setelah digosok menjadi mata cincin warnanya batu pucat karena batu masih muda.
Perbedaan Batu Bacan Doko dan Palamea
Cara membedakan bacan doko dan palamea cukup mudah yaitu dengan melihat warna batu. Bacan doko memiliki warna hijau bening dan hijau tua agak gelap, tapi jika disenter akan keluar hijau cerah. Sedangkan bacan palamea memiliki warna hijau kebiruan.
Batu bacan doko memiliki warna lebih beragam yaitu hijau cincau, biru laut, kuning, warna kembang, warna teh, dan warna hati hiu. Sedangkan batu bacan palamea rata-rata mempunyai satu warna hijau muda cerah dan ketika sudah kristal jadi sangat indah.
Bacan doko cincau biasanya lebih cepat mengalami perubahan warna dibandingkan jenis palamea dan berkisar antara 3 hingga 4 bulan warna sudah mulai berubah hijau dari warna sebelumnya.
Perbedaan lainnya ialah tingkat kekerasan batu bacan doko sangat tinggi dibandingkan batu bacan palamea, ketika proses pemotongan bongkahan, batu tersebut menyala hampir seperti memotong besi.